ALIRAN ENERGI

 Aliran Energi

1. Rantai Makanan

Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk melakukan berbagai aktivitas kehidupan. Hewan mendapatkan energi dengan cara memakan tumbuhan atau hewan lainnya. Adapun tumbuhan mendapatkan energi dari cahaya Matahari melalui proses fotosintesis. Sesuai hukum kekekalan energi, energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Energi cahaya dari Matahari diubah oleh tumbuhan menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Energi tersebut berpindah ke organisme lainnya melalui proses rantai makanan. Rantai makanan adalah proses perpindahan energi dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya melalui peristiwa makan dan dimakan seperti pada gambar berikut:



Berdasarkan Gambar diatas, tumbuhan berperan sebagai produsen karena mampu membuat makanan sendiri melalui fotosintesis. Adapun belalang, katak, ular dan elang disebut konsumen karena mendapatkan makanan dari organisme lainnya. Belalang berperan sebagai konsumen I, sebagai konsumen II, ular sebagai konsumen III dan elang sebagai konsumen IV (konsumen puncak). Jika semua makhluk hidup tersebut mati, maka akan diuraikan menjadi senyawa anorganik melalui proses penguraian oleh organisme dekomposer. Contoh dekomposer adalah bakteri dan jamur.

Tidak semua energi berpindah dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya. Hanya sekitar 10% energi yang berpindah dari satu trofik ke trofik berikutnya. Lalu kemanakah energi tersebut? ada energi yang hilang dalam bentuk panas, ada sebagian energi yang masih tersimpan dalam feses, dan tidak semua bagian makhluk hidup di makan oleh trofik di atasnya.

2. Jaring-Jaring Makanan

Jaring-jaring makanan adalah suatu pola yang lebih kompleks, terdiri dari sejumlah rantai makanan yang saling terhubung dan tumpang tindih di dalamnya. Ini mencerminkan hubungan pemberian makan yang lebih luas antara berbagai spesies dalam komunitas ekosistem. 

Faktanya di lapangan, rantai makanan tidak berdiri sendiri. Beberapa rantai makanan di dalam suatu ekosistem saling berhubungan membentuk jaring-jaring makanan seperti pada Gambar berikut, Semakin kompleks jaring-jaring makanan yang terbentuk, semakin tinggi tingkat kestabilan suatu ekosistem. Seperti pada Gambar berikut, Semakin kompleks jaring-jaring makanan yang terbentuk, semakin tinggi tingkat kestabilan suatu ekosistem.


3. Piramida Energi
Piramida energi adalah model yang menunjukkan aliran energi dari satu tingkat trofik, atau tingkat makanan, ke tingkat berikutnya dalam suatu ekosistem . Modelnya adalah diagram yang membandingkan energi yang digunakan organisme pada setiap tingkat trofik.


Struktur piramida energi mencerminkan struktur trofik suatu ekosistem. Piramida ini dibagi menjadi tingkat trofik yang mirip dengan rantai makanan. Di dasar piramida terdapat produsen, organisme autotrof, yang membuat makanannya sendiri dari bahan anorganik. Semua organisme lain dalam piramida energi adalah konsumen. Ini adalah heterotrof, artinya mereka mendapatkan energi makanan dengan mengonsumsi organisme lain. Konsumen pada setiap tingkat trofik memakan organisme dari tingkat di bawahnya dan dikonsumsi oleh organisme di tingkat di atasnya. Konsumen primer adalah organisme yang mengkonsumsi produsen; dengan demikian, sebagian besar konsumen utama adalah herbivora, meskipun beberapa mungkin merupakan detrivora (organisme yang memakan bahan organik yang membusuk). Konsumen sekunder adalah karnivora yang memakan konsumen primer; dan konsumen tersier adalah karnivora yang memakan konsumen sekunder (Dwi, 2022)
Bentuk piramida energi menunjukkan bahwa jumlah energi makanan yang masuk pada setiap tingkat trofik lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang masuk pada tingkat di bawahnya. Sekitar 90 persen energi makanan yang memasuki tingkat trofik “hilang” sebagai panas ketika digunakan oleh organisme untuk menjalankan aktivitas normal kehidupan seperti bernapas dan mencerna makanan; 10 persen sisanya disimpan di berbagai jaringan organisme. Energi terakhir inilah yang tersedia untuk diteruskan ke tingkat trofik berikutnya. Jadi, semakin tinggi tingkat trofik pada piramida, semakin rendah jumlah energi yang tersedia.

GLOSARIUM
Anorganik : 
Mengenai atau terdiri atas benda selain manusia, tumbuhan, dan hewan;

Dekomposer :
Dekomposer atau pengurai adalah organisme yang memakan organisme mati dan produk-produk limbah dari organisme lain.

Fotosintesis :
Fotosintesis adalah proses pengubahan senyawa air dan karbon dioksida dibantu oleh cahaya matahari yang diserap oleh klorofil sehingga menghasilkan senyawa glukosa. Glukosa yang dihasilkan selain digunakan langsung oleh tumbuhan juga akan disimpan dalam bentuk makanan

Konsumen :
Konsumen yaitu makhluk hidup yang bergantung pada makhluk lain karena dia tidak bisa memproduksi makanan sendiri seperti produsen.

Organik :
Berkaitan dengan zat yang berasal dari makhluk hidup

Produsen :
Makhluk hidup yang dapat membuat makanananya sendiri. Produsen juga dapat dikatakan sebagai
makhluk hidup yang mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik.

Trofik :
Trofik adalah posisi organisme dalam rantai makanan, tempat ketika suatu organism tersebut memperoleh energi







Share:

Unsur, Senyawa dan Campuran

 Unsur, Senyawa dan Campuran

A. Unsur Logam

Unsur logam memiliki beberapa sifat khusus, yaitu berwujud padat, berwarna putih mengkilap/keperakan/abu-abu/kuning, penghantar listrik yang baik, mempunyai titik didih atau titik leleh yang tinggi, serta dapat dibentuk menjadi lempengan atau lembaran. Contoh unsur logam antara lain aluminium (Al), barium (Ba), besi (Fe), emas (Au), kalium (K), kalsium (Ca), perak (Ag), kromium (Cr), magnesium (Mg), mangan (Mn), natrium (Na), dan nikel (Ni).

B.     Unsur Semilogam

Unsur semilogam disebut juga dengan istilah metaloid karena dapat bersifat layaknya unsur logam maupun nonlogam. Umumnya, unsur ini bersifat semikonduktor. Jadi, saat suhu rendah, unsur ini tidak dapat menghantarkan listrik dengan baik (isolator), sedangkan saat suhu tinggi, unsur ini dapat menghantarkan listrik dengan baik (konduktor). Unsur semilogam berwujud padat, namun teksturnya lebih rapuh dibandingkan unsur logam serta berwarna abu-abu mengkilap atau keperakan. Contoh unsur semilogam, di antaranya boron (B), silikon (Si), germanium (Ge), arsen (As), antimon (Sb), tellurium (Te), dan polonium (Po).

C.     Unsur Nonlogam

Unsur nonlogam memiliki beberapa sifat khusus, yaitu berwujud padat, cair, dan gas pada suhu ruangan. Umumnya, berwarna tidak mengkilap, bukan penghantar listrik dan panas yang baik, mempunyai titik didih atau titik leleh yang rendah, serta tidak dapat dibentuk, direntangkan, atau ditarik. Contoh unsur nonlogam berbentuk padat di antaranya belerang (S), fosforus (P), karbon (C), silikon (Si), dan iodin (I). Sementara itu, unsur nonlogam berbentuk gas antara lain fluorin (F), helium (He), hidrogen (H), klorin (Cl), nitrogen (N), oksigen (O), dan neon (Ne). Bromin (Br) merupakan unsur nonlogam berbentuk cair.

Senyawa

Senyawa adalah zat kimia yang terbentuk dari dua atau lebih unsur. Contoh senyawa yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu natrium klorida pada garam dapur, di mana garam dapur terdiri dari dua unsur yang berbeda, yakni unsur Natrium (Na)  dan unsur Klor (Cl) .

Senyawa juga merupakan zat yang dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana melalui suatu reaksi kimia. Contohnya adalah senyawa sukrosa pada gula. Jika kita memanaskan gula dengan panas yang tinggi,  gula akan terurai menjadi  karbon (C)  dan  uap air/hidrogen dioksida (H2O). Air yang kita peroleh dari hasil penguraian gula ini kemudian dapat diuraikan lagi menjadi hidrogen (H) dan oksigen (O) melalui reaksi kimia yang lain. Dengan demikian maka air/hidrogen dioksida (H2O) dan sukrosa (C12H22O11) merupakan suatu senyawa.

Sifat Senyawa

Senyawa memiliki sifat yang berbeda dari unsur-unsur penyusunnya. Contohnya adalah natrium klorida yang tersusun atas unsur natrium (Na) dan klor (Cl). Senyawa ini memiliki sifat yang sangat berbeda dengan sifat-sifat unsur penyusunnya.  Berikut ini adalah perbandingan sifat garam dapur (natrium klorida) yang terbentuk dari hasil reaksi kimia antara unsur natrium (Na) dan klor (Cl) :

·         Sifat garam dapur, antara lain berwujud padat, berwarna putih, berasa asin, dan berguna bagi kesehatan.

·         Sifat unsur natrium, antara lain berbentuk padatan (unsur logam) dan mudah bereaksi dengan udara atau air sehingga harus disimpan dalam minyak (jika bereaksi dengan air akan meledak).

·         Sifat unsur klor, antara lain berwujud gas, berwarna kuning, dan beracun (berbahaya bagi kesehatan) .

Contoh yang lain lagi yaitu reaksi antara Hidrogen (H) dan oksigen (O2), diperoleh zat baru yang disebut air/hidrogen dioksida (H2O), yaitu:

H + O2 ——> H2O

Pada reaksi tersebut, dihasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari unsur-unsur penyusunnya. Hidrogen adalah gas yang sangat ringan dan mudah terbakar, sedangkan oksigen adalah gas yang terdapat di udara yang sangat diperlukan tubuh kita untuk pembakaran. Tampak jelas bahwa sifat air berbeda dengan sifat hidrogen dan oksigen.

Macam-macam Senyawa

Berdasarkan komponen penyusunnya, senyawa dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik.

1.     Senyawa Anorganik

Adapun senyawa anorganik dibangun oleh atom-atom unsur logam yang berikatan dengan atom logam lainnya atau dengan atom nonlogam. Contoh senyawa anorganik yaitu air (H2O), garam (NaCl), karbondioksida (CO2), CaCO3 (Kalsium Karbonat), dll.

2.      Senyawa Organik

Terbuat dari atom karbon dan hidrogen sebagai penyusun utamanya. Senyawa organik umumnya berasal dari makhluk hidup, yang dibuat melalui serangkaian proses di laboratorium. Sifatnya mengikuti sifat karbon sebagai atom penyusun utamanya. Contoh senyawa organik yaitu gula (C12H22O11), alkohol (C2H3OH), dan urea (CO(NH2)2).

Molekul dalam Senyawa

Jika di dalam unsur terdapat atom penyusunnya, didalam senyawa terdapat molekul. Molekul terdiri atas 2 atom atau lebih yang saling berikatan. Ikatan antar atom yang membentuk molekul dapat merupakan ikatan kovalen atau ikatan ionik. Bagian yang lebih kecil dari senyawa disebut molekul. Molekul-molekul yang bergabung dalam jumlah yang banyak akan membentuk senyawa. Misalnya, senyawa air terdiri dari jutaan molekul air. Jadi bisa juga dikatakan bahwa senyawa merupakan zat yang tersusun lebih dari satu molekul yang sama. Misalnya senyawa asam cuka yang tersusun dari jutaan molekul asam cuka.

Perbedaan senyawa dan molekul

“Setiap senyawa adalah molekul, namun setiap molekul belum tentu senyawa”. Senyawa merupakan gabungan minimal 2 unsur berbeda, sedangkan molekul merupakan gabungan minimal 2 unsur bisa sama bisa juga berbeda.

Molekul yang tersusun dari atom-atom yang berbeda dinamakan molekul senyawa , misalnya molekul air (H2O), molekul karbondioksida (CO2) dan molekul glukosa (C6H12O6). Tiap satu molekul air tersusun dari satu atom oksigen dan dua atom hidrogen, setiap satu molekul karbondioksida mengandung satu atom karbon dan dua atom oksigen.

Molekul yang tersusun dari atom yang sama dinamakan molekul unsur, misalnya hidrogen (H2), oksigen (O2), nitrogen (N2), dan klorin (Cl2). Tiap satu molekul oksigen tersusun dari dua atom oksigen.

Campuran

Pengertian Campuran

Campuran merupakan materi yang terdiri dari dua jenis zat atau lebih yang bergabung tanpa melalui reaksi kimia. Contoh campuran yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya air sungai, air laut, udara, tanah, air gula, air garam, dan lain lain.

·         Campuran tidak hanya selalu berwujud cair, bisa juga dalam wujud padat atau gas.

·         Campuran dalam wujud padat seperti baja, perunggu, kuningan, dan lain-lain.

·         Campuran dalam wujud gas seperti udara.

Jenis Campuran

·         Campuran Homogen

Campuran homogen merupakan campuran yang memiliki bagian-bagian penyusun yang sama atau campuran yang zat penyusunnya tercampur sempurna. Campuran homogen terjadi apabila seluruh materi penyusun campuran itu tidak dapat dibedakan lagi antara satu dengan yang lainnya. Tapi, sifat dari masing-masing materi penyusunnya masih dapat terlihat.

Contoh campuran homogen seperti larutan gula, larutan garam, air soda, sirup, udara, perunggu, kuningan, tinta, asap kendaraan, dan lain sebagainya.

Larutan

Campuran homogen juga merupakan larutan. Larutan terbentuk dari zat yang dilarutkan ke dalam zat pelarutnya. Larutan tidak hanya terbentuk dari zat padat yang dilarutkan dalam zat cair. Larutan juga dapat terbentuk dengan melarutkan zat cair ke dalam zat cair, atau zat gas ke dalam zat cair.

Contohnya, campuran air dengan susu bubuk cokelat. Saat kamu mencampurkan kedua zat tersebut, air dan susu bubuk cokelat telah bercampur menjadi cairan berwarna cokelat. Akibatnya, kamu tidak bisa membedakan mana zat yang merupakan air dan susu. Tapi, sifat dari masing-masing zat itu masih tetap terlihat, yaitu sifat cair dari air dan sifat manis dan warna cokelat dari susu bubuk cokelat.

·         Campuran Heterogen

Campuran heterogen merupakan campuran yang memiliki bagian-bagian penyusun yang berbeda/komposisi berbeda atau campuran yang zat penyusunnya tidak tercampur sempurna.

Campuran heterogen terjadi apabila seluruh materi penyusun campuran itu beserta sifat-sifatnya masih dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Contohnya adalah campuran air dengan minyak goreng, campuran air dengan kopi, air dengan tepung, dan air dengan pasir.

Campuran homogen dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu suspensi dan koloid.

a.       Suspensi

Suspensi merupakan campuran zat atau senyawa yang terlihat keruh dan tidak bisa stabil. Jika dibiarkan akan mengendap. Suspensi dapat dipisahkan dengan metode penyaringan sederhana.

Contoh suspensi, yaitu:

Kopi dan air setelah diaduk, kopi akan mengendap di bawah gelas, Air dan pasir, Lumpur lama-lama bisa terurai antara tanah dan air, Semprotan aerosol seperti pengharum ruangan, deodoran, atau obat nyamuk.

b.      Koloid

Koloid merupakan jenis campuran di antara larutan dan suspensi. Meski memiliki sifat yang hampir mirip dengan suspensi, saat campuran koloid didiamkan, kemampuan menahan zat terlarut relatif lebih lama dibandingkan suspensi. Zat pada campuran koloid tidak bisa tercampur rata dan jika dibiarkan tidak juga mengendap.

Contoh koloid, yaitu: Campuran minyak dan air, Keju, Darah, Asap, Kabut

Link: LKPD

 


Share:

Ekosistem

A. Pengaruh Lingkungan Terhadap Suatu Organisme 

    Pernahkah kalian menanam tanaman anggrek? Untuk menanam anggrek dibutuhkan media tanam yang berbeda, hal ini dikarenakan anggrek tumbuh di tempat yang tinggi dan bukan di permukaan tanah. Lalu apakah yang terjadi ketika anggrek menggunakan media tanam tanah, apakah anggrek dapat tumbuh dengan subur? Dan media apa yang paling cocok untuk menanam anggrek? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut marilah kita pelajari bab ini yang mencoba melihat pengaruh lingkungan terhadap suatu organisme dan mencoba memahami komponen-komponen yang ada di dalamnya serta hubungan yang muncul. 

1. Lingkungan Makhluk Hidup

    Anggrek bisa saja ditanam dengan media tanah. Akan tetapi jika terlalu banyak disiram, air akan mengendap dan membuat akar anggrek cepat busuk. Maka dari itu sabut kelapa menjadi media yang baik untuk anggrek, karena tidak banyak menyimpan air.
    Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar makhluk hidup. Dari ilustrasi di atas dapat dikatakan tanah, sabut kelapa termasuk dalam cakupan lingkungan dari anggrek. Komponen-komponen dalam lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu sebagai benda mati (abiotik) dan benda hidup (biotik). 

2. Lingkungan Abiotik 

    Pernahkah kamu menemukan beruang kutub di sebuah padang pasir? Mengapa beruang kutub hanya dapat tinggal di kutub utara yang dingin?


    Beruang kutub hanya dapat ditemui di kutub utara karena membutuhkan lingkungan yang dingin dan tidak dapat hidup di lingkungan padang pasir yang panas. Bulunya yang tebal berfungsi untuk menghangatkan tubuhnya membuat ia dapat bertahan di lingkungan kutub yang sangat dingin. Dalam lingkungan tempat tinggal beruang kutub faktor yang memengaruhi adalah suhu, air, es, kelembaban udara, pH, cahaya, dan udara. Faktor-faktor tersebut masuk dalam faktor tak hidup (abiotik) penyusun lingkungan.

3. Lingkungan Biotik 

    Selain dipengaruhi oleh faktor abiotik, kehidupan suatu organisme juga dipengaruhi oleh kehadiran makhluk hidup lain. Contohnya adalah pohon alpukat yang diserang oleh hama ulat, akan kehabisan daun dan terancam mati. Hubungan ini disebut dengan interaksi yang dapat berupa kompetisi, predasi, herbivori dan simbiosis.
    Kita sebagai manusia juga menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam lingkungan tempat kita tinggal. Perubahan lingkungan ini biasanya diakibatkan oleh pembangunan perumahan, pembukaan lahan , pembangunan jalan raya, yang biasanya menyebabkan polusi dan merusak lingkungan.

B. Bagaimana Interaksi antara Komponen Penyusun Suatu Ekosistem? 

    Cobalah mengamati kehidupan di sekitar kalian! Pergilah ke kebun sekolah dan amati apa saja yang ada di sana! Kehidupan apa saja yang kamu temui? Adakah interaksi yang kamu lihat di kebun tersebut? Seperti Ulat yang sedang memakan daun, nyamuk yang berlindung di bawah daun, atau kamu melihat laba-laba yang sedang membuat sarang.
    Setelah kalian selesai mengamati, kita akan belajar lebih mendalam mengenai interaksi yang muncul dalam kehidupan di sekitar kita. 

1.Ekosistem 

    Manusia perlu berusaha memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya untuk bertahan hidup. Manusia perlu memenuhi kebutuhan mereka dengan makan, minum, beristirahat dan berpasangan. Manusia akan berinteraksi dengan lingkungannya tergantung dengan kebutuhan yang ingin mereka penuhi.
    Perlu kita ketahui bahwa ekosistem adalah suatu sistem tempat terjadinya hubungan (interaksi) saling ketergantungan antara komponen-komponen di dalamnya, baik yang berupa makhluk hidup dan benda mati. Ilmu yang mempelajari hubungan yang terjadi antara komponen-komponen tersebut adalah Ekologi. Untuk menambah pemahamanmu mengenai komponen dalam ekosistem, cobalah amati gambar dibawah ini!

    Dari gambar tersebut, coba sebutkan apa saja komponen abiotik dan biotik yang dapat kamu temukan!

2. Tingkatan Organisasi Kehidupan 

    Tahukah kamu bahwa makhluk hidup dapat dikategorikan dalam beberapa tingkatan organisasi?


    Tingkatan tersebut dimulai dengan Individu yang dimana merupakan makhluk hidup tunggal. Setelah individu munculah Populasi atau kumpulan dari individu sejenis yang berinteraksi di tempat tertentu, contohnya gerombolan ikan tuna di laut atau kumpulan burung yang terbang di udara. Di atasnya lagi adalah Komunitas yang merupakan kumpulan dari berbagai jenis makhluk hidup dan berinteraksi di tempat tertentu, contohnya adalah komunitas sawah, ladang, sungai dan lain sebagainya.

    Berbeda dengan komunitas, Ekosistem sudah memasukkan komponen abiotik (benda mati) di dalamnya, jadi interaksi yang terjalin menjadi lebih luas dan beraneka ragam. Contoh ekosistem yang dapat kita temui adalah ekosistem danau yang terdiri dari ikan, udang, air, batu dan lain sebagainya. 
    Bioma adalah ekosistem yang sangat luas dan memiliki vegetasi tumbuhan yang khas, contohnya adalah bioma gurun, bioma sabana, dan bioma hutan hujan tropis. Seluruh tingkatan ini berada di dalam Biosfer dan merupakan lapisan bumi yang di dalamnya terdapat kehidupan

3. Interaksi Dalam Ekosistem 

    Dalam ekosistem, interaksi yang terjadi dibedakan menjadi empat jenis yang berbeda. 
a. Kompetisi
   Kompetisi adalah interaksi antara makhluk hidup yang merugikan kedua belah pihak. Contohnya adalah pohon jambu dan pepaya yang saling berebut nutrisi dalam tanah yang terbatas. 

b. Predasi 
  Mengacu kepada hubungan yang menguntungkan satu pihak dan berkaitan erat dalam proses memangsa dan dimangsa. Contoh hubungan ini adalah zebra yang dimangsa singa dan elang yang memangsa ikan. 

c. Herbivori 
  Merupakan interaksi yang melibatkan herbivora dan produsen. Contoh interaksi yang terjalin adalah antara sapi dengan rumput, ulat sutra dengan daun murbei dan sebagainya. 

d. Simbiosis 
   Merupakan hubungan antara makhluk hidup yang memiliki ketergantungan. Simbiosis memiliki beberapa jenis berdasarkan sifat interaksi yang dihasilkan. 
  • Simbiosis mutualisme, sering dikenal dengan hubungan yang saling menguntungkan dua belah pihak. Contohnya lebah dengan bunga, dikatakan menguntungkan karena lebah mendapat makanan dan bunga dibantu dalam proses penyerbukannya.
  • Simbiosis Komensalisme, merupakan interaksi antar makhluk hidup yang menguntungkan satu pihak dan pihak lain tidak merasa untung atau rugi. Contohnya adalah anggrek yang menempel pada batang pohon, anggrek akan beruntung karena dapat menerima sinar matahari dan pohon tidak mengalami kerugian atau kekurangan apapun.

  • Simbiosis Parasitisme, merupakan simbiosis yang menguntungkan satu pihak saja dan merugikan pihak yang lain. Simbiosis ini dapat kalian temui pada benalu yang menempel di pohon, tanaman benalu akan menyerap makanan dari pohon yang ditempelinya dan pohon tersebut tentu saja rugi karena makanannya dicuri oleh benalu.

Glosarium 
  • Lingkungan:
    Segala sesuatu yang berada di sekitar makhluk hidup.
  • Abiotik:
    Semua komponen dan faktor non hidup yang ada dalam ekosistem atau lingkungan. 
  • Biotik:
    Organisme hidup yang ada dalam suatu ekosistem. Dalam biologi dan ekologi, komponen atau faktor biotik adalah semua organisme hidup yang ada dalam ekosistem tertentu. 
  • Ekosistem:
    Sistem yang terdiri dari semua faktor abiotik dan biotik yang ada di dalam lingkungan tertentu yang berinteraksi satu sama lain dan tergantung pada tindakan masing


Daftar Pustaka

Inabuy,Victoriani dkk. (2021). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kemendikbud.

Tonton video pembelajaran berikut ini agar lebih memahami materi pembelajaran

Klik link ini untuk mengerjakan LKPD

Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.